Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Terbinanya insan akademis,pencipta ,pengabdi yg bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT
Minggu, 05 Februari 2012 0 komentar

DATABASE HMI FT USU

Rabu, 07 Desember 2011 0 komentar

HMI dan Relevansi Keislaman di Dunia Kampus

Assalamu’alaikum Wr.wb.,

Bismillahirrahmanirrahim.....



SALAM HANGAT UNTUK KELUARGA HMI....

Universitas sebagai tempat naungan para kaum intelektual, pencari spesialisasi, yang akan melahirkan regenerasi untuk mampu melawan tantangan dunia dan perkembangannya. Dengan tujuan yang mulia di masa mendatang sebagai pengabdi di lingkungan masyarakat yang sebelumnya telah dibekali dengan 2 poin tri dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan penelitian.

Harapan di atas sebenarnya tidak terlepas dari peran dari universitas sebagai institusi yang memegang kebijakan sentral. Universitas dengan segala kebijakan seakan telah melupakan atau mengkerdilkan pendidikan agama. Bayangkan hanya tersedia 2 sks untuk memberikan nilai-nilai mendasar tentang prinsip dan keyakinan religius.

Sekarang, mahasiswa untuk dituntut untuk lebih berperan dalam mencari dan memperoleh pengetahuan akan hal itu. akan tetapi banyak dari mahasiswa tidak menyadari ini dan tidak menggangap hal ini sebagai keperluan persoanal. Sehinga wajar bila saat ini banyak dari mahasiswa tidak bisa memahami perkembangan dan tergoda untuk melakukan maksiat karena kurang dibantengi dengan nilai agamais.

Islam sebagai dinul haq, dengan ajaran universal meliputi semua aspek kehidupan dengan menanamkan ajaran vertikal dan horizontal, tidak hanya saja mengatur hubungan dengan sang khalik (hablum minallah) akan tetapi dengan hubungan antar sesama manusia (hablum minannass). kesempurnaan hidup terukur dari personality manusia yang integratif antara dimensi dunia dan ukhrawi, individu dan sosial, serta iman, ilmu dan amal yang semuanya mengarah terciptanya kemaslahatan hidup di dunia baik secara individual maupun kolektif.

Kesempurnaan hidup itu terwujud dengan penerapan yang kontinuitas dalam setiap aktivitas. Dalam lingkuangan kampus, mahasiswa lah yang menjadi khalifah sebagai pemimpin bagi diri sendiri dan senantiasa mengajak kepada kebenaran.

Berdasarkan problematika dan tantangan yang diawal telah disampaikan, mahasiswa tidak tinggal diam melihat keadaan negara yang rusak tanpa bermoral, kondisi umat islam yang semakin jauh dari tuntunannya dan lingkungan kampus dengan kebijakan ‘membatasi” telah melahirkan gerakan yang mulia yang dipelopori oleh seorang mahasiswa tingkat satu telah melahirkan suatu organisasi untuk mendukung dan merevitalisasi ajaran keislaman di lingkungan kampus, dimana perjuangan beliau masih ada sampai sekarang. Organisasi itu adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara telah berdiri organisasi “anak bangsa” dan “anak islam” yaitu HMI Komisariat Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara sebagai bentuk dakwah di lingkungan kampus.

Himpunan mahasiswa islam yang memiliki peran sebagai organisasi perjuangan harus memiliki basis keislaman yang kuat sehingga setiap kader organisasi dalam pelaksanaan dakwah islam mampu tabligh kebenaran. Peran HMI dirumuskan dalam Nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang mengambil referensi dari Al-Qur an dan Assunnah.

Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dalam pemahaman memaknai perjuangan sebagai alat untuk mentransformasikan nilai nilai ke-Islaman yang membebaskan (liberation force), dan memiliki kerberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustadhafin).


"to be continue......!!!"

Ditulis oleh : Syumarlin Barat

BAHAGIA HMI YAKIN USAHA SAMPAI.....!!!

Minggu, 04 September 2011 0 komentar

Super Team (>_<) Super Men

“Arum jeram merupakan olahraga yang tergolong berisiko tinggi. itulah sebabnya olahraga ini sarat dengan istlah kolektif kolegial dimana standard dan prosedur yang harus ditaati demi keselamatan dan tujuan bersama.

Inti dari kegiatan ini adalah kerja sama yang tangguh dalam melewati setiap jeram yang memang sulit untuk diprediksi sebelumnya. Satu-satunya alat yang dipergunakan selain perahu karet adalah dayung. Dayung pun digerakkan mengikuti komando yang dipimpin oleh seorang kapten ( skipper ). Terkadang kapten berteriak untuk mengkomandoi awaknya agar belok kekiri atau untuk mendayung lebih kuat. Irama dayung mengikuti awak yang berada paling depan, sedangkan kapten berada pada posisi dibelakang. Semua aturan ini harus dijalankan sesuai dengan keyakinan akan sampainya tujuan akhir dari perjalanan ini yaitu menepi pada tempat tujuan awal dimana perahu ini digerakkan”.

Bukankah secara makro, perjalanan arah komisariat mirip dengan kegiatan ini. Ditengah-tengah ombak dengan ketidakpastian maka semua pengurus komisariat seyogianya harus saling bekerja sama dan sama-sama bekerja ( Kolegtif Kolegial ). Ibarat jeram yang yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, begitupun setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan internal komisariat. Tidak ada kesempatan untuk mencari pembenaran dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan ataupun mengelak ( Saftybody ).

Pepatah cina tertulis Jangan pernah menggugat kegelapan lebih baik ambil lilin dan nyalakan. Satu-satunya cara untuk melewati jeram tersebut adalah melewatinya, ya tentunya dengan memelihara kekompakan tim ( Team work ) yaitu Super Team Bukan Super Men. Hampir tidak ada waktu maupun celah untuk mencari siapa yang salah dan menyalahkan.

”Seribu satu perasaan bercampur disini dan seribu satu bahasa berinteraksi disini, ketika satu hati berhenti hati yang lain kan terluka, terluka di saat paradigma pemikiran didinamika oleh ego masing-masing”. ( Galih Gemilang )

Ambisi yang berlebihan dari tiap anggota tim meraih kepuasan tersendiri tanpa melihat kompetensi, justru akan membuat kekompakkan tim menjadi tidak terarah. Salah satu kunci sukses tuk menjaga kekompakan tim adalah pengawasan ( Controlling ). Proses inilah yang harus kita tetap jaga dalam sebuah tim yakni ingat-mengingatkan sehingga tercapai tujuan yang diinginkan sebuah tim.

Nikmatnya melakukan kegiatan arung jeram karna adanya jeram untuk diarungi. Nikmatnya menjalani kehidupan dikomisariat adalah justru karena setiap waktu kita berhadapan dengan jeram-jeram kehidupan yang selalu berubah-ubah. Disinilah kekompakan tim diuji, kompetensi pemimpin ( Leadership ) diasah, serta sikap mental diarahkan lebih positif. Hal ini merupakan titik tolak perubahan, yakni titik awal kita beranjak tuk lebih baik dari sebelumnya.

Mari saudara-saudaraku, kita berjuang diatas rata-rata yang telah dilakukan orang lain didunia ini. Going to extra miles….Talk less do more!!!.

d^_^

Salam Manusia Pembelajar,

(Galih Gemilang Sembiring)

SURAT KEPUTUSAN Tentang PENGESAHAN SUSUNAN KEPENGURUSAN HASIL RESHUFFLE HMI KOMISARIAT FAKULTAS TEKNIK USU







Senin, 29 Agustus 2011 0 komentar

MEMAKNAI IDUL FITRI SEBAGAI BENTUK REFLEKSI DIRI UNTUK MERAIH PREDIKAT “TAQWA”


Idul Fitri tiba kembali, berulang kembali setiap tanggal 1 Syawal. Kedatangannya menandai berakhirnya puasa Ramadhan dan tibanya suatu hari yang disebut-sebut sebagai “Hari Kemenangan”. Gema takbir yang berhamburan dan didengungkan di setiap mesjid, setiap pelosok desa maupun kota bukanlah satu pemandangan luar biasa di malam 1 Syawal. Hal tersebut telah menjadi satu kebiasaan dan budaya yang sering disebut sebagai “Malam Takbiran”. Dilanjutkan pada pagi harinya dengan budaya silaturahmi dan saling memaafkan antar sanak saudara dan kerabat lainnya. Membayar zakat fitrah dan fidyah, melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman (biasa disebut Mudik), mengecat rumah dengan cat yang baru dan banyak aktivitas lain sudah menjadi satu kebudayaan tersendiri bagi umat muslim, khususnya di Indonesia. Semua bagian yang disebutkan diatas hanyalah segelumit kecil fenomena yang sering terjadi dalam rangka menyambut datangnya 1 Syawal. Masih banyak kegiatan dan aktivitas-aktivitas lain yang mewarnai datangnya 1 Syawal.

Lantas, tidakkah kita pernah terfikir untuk mencari tahu makna penting apa sebenarnya yang mengiringi kedatangan 1 Syawal? Pernahkah terbersit di benak kita bahwa Idul Fitri bukanlah sekedar menggaung-gaungkan gema takbir tanpa tahu makna dibalik takbir itu sendiri? Bagi seorang anak kecil, “dapat memiliki baju baru” mungkin menjadi makna Idul Fitri yang tertanam dalam benak mereka. Bagi sebagian orang orang dewasa lainnya, Idul Fitri dimaknai sebagai “Hari Kemenangan”, Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara bahasa, “kelahiran kembali’ ini mereka artikan bahwa seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, sholat malam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan. Adapula sebagian orang dewasa lainnya yang bahkan mengartikan Idul Fitri sebagai bentuk kebebasan, perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum‘ sehingga yang tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian, karena Ramadhan sudah usai maka keniaksiatan akan kembali dibebaskan. Sungguh satu kesalahan fatal dalam memaknai berakhirnya bulan Ramadhan dan datangnya bulan Syawal.

Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, berarti suci. Kata fitrah berasal dari kata fathara yang berarti mencipta. Sejumlah ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud fitrah dalam ayat tersebut adalah fithrah keagamaan, bukan fitrah dalam arti umum, yaitu keyakinan tentang keesaan Tuhan dan kecenderungan untuk menerima kebenaran Ilahiyah. Selain melihat konteks-nya, sejumlah ulama menguatkan pendapatnya itu dengan merujuk kepada sabda Rasulullah :

“Setiap anak yang lahir dilahirkan atas dasar fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya (menganut agama) Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.

Kelahiran seorang manusia, dalam kaca mata Islam, tidak dibebani dosa apapun. Kelahiran seorang anak, masih dalam pandangan Islam, diibaratkan secarik kertas putih. Kelak, orang tuanya lah yang akan mengarahkan kertas putih itu membentuk dirinya. Dan dalam kenyataannya, perjalanan hidup manusia senantiasa tidak bisa luput dari dosa. Karena itu, perlu upaya mengembalikan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya. Itulah makna Idul Fitri.

Namun, disamping hal itu semua, ada makna sederhana tapi sangat mendalam yang ingin dicapai dari datangnya 1 Syawal itu sendiri setelah mengakhiri shaum di bulan Ramadhan. Merujuk kepada ayat Allah pada Surah Al- Baqarah: 183

Hai orang-orang beriman,diwajibkan atas kamu berpuasa (shaum) sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang yang bertaqwa”.

Tampak dengan jelas bahwa “hal” yang dituju setelah berakhirnya“shaum”, yang berarti juga adalah “hal” yang mengawali datangnya 1 Syawal adalah “agar kamu menjadi orang yang bertaqwa”. Lihat juga pada ayat Allah pada Surah Al-Maidah : 133-135

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimki diri sendiri, segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya…..”.

Jadi, terlihat jelas bahwa dengan berakhirnya shaum pada bulan Ramadhan maka diharapkanlah tumbuhnya seorang muslim yang bermurah hati, ikhlas bersedekah dan memberi kepada orang lain yang membutuhkan tidak hanya disaat lapang (memiliki “sesuatu” secara berlebih), tetapi juga senantiasa bersedekah disaat ia sedang berkecukupan atau bahkan kurang sekalipun.

Makna penting yang juga terkandung di Idul Fitri adalah bahwa seorang muslim yang seyogyanya mampu menahan amarah selama berpuasa sebulan penuh, tentunya jangan hanya terhenti dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Menahan amarah adalah poin penting yang disampaikan Allah SWT pada ayat diatas untuk meraih predikat taqwa, senantiasa memaafkan kesalahan orang lain serta berbuat baik dimanapun kita berada.

Poin terakhir yang disampaikan Allah SWT untuk menjadi makna Idul Fitri itu sendiri adalah refleksi untuk evaluasi diri agar kita dalam kehidupan sehari-hari tidak mengulang dosa dan kesalahan yang sama.

“Kembali kepada kesucian” setelah berpuasa selama sebulan yang berarti seorang muslim kiranya mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraihnya. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa seharusnya berkelanjutan hingga akhir hayat. Firman Allah SWT: “Hai orang yang beriman, bertagwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kati kamu mati melainkan dalam keadaan ber-agama Islam ” (QS. Ali Imran: 102).

Akhir kata, semoga Idul Fitri ini benar-benar menjadikan kita sebagai umat terbaik yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan serta beriman kepada Allah SWT seperti yang disebutkan pada firmanNya:

Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) menyuruh kepada yang ma'ruf dan men-cegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (Q.S. Ali Imran: 110)

by : (Yose Inaita Sembiring)

Selasa, 16 Agustus 2011 0 komentar

MERDEKA



17 agustus 1945, merdeka...merdeka.... itulah yang diteriakan para pahlawan kita dulu. Mereka mengibarkan bendera dengan seremonial yang sederhana namun semua rakyat menikmatinya. 17 agustus 1945 adalah gerbang awal untuk memasuki kebebasan dari penjajah-penjajah, namun saad ini gerbang itu sudah hampir tertutup oleh kekuasaan. Betapa sedihnya apa yang dulu di perjuangkan oleh para pahlawan hanya dijadikan dongeng belaka bagi rakyat indonesia sekarang ini. Para orang tua, guru, wakil rakyat, dll... hanya bisa bercerita dengan kata “DULU para pahlawan kita memperjuangkan kemerdekaan dengan bambu runcing,,, DULU banyak pahlawan kita yang rela mati untuk memerdekakan negara ini,,,DULU ketika Soekarno berpidato semua rakyat menjadi semangat,,,DULU indonesia pernah menjadi macan asia”.Kalo skarang apakah sama buk’ @“Itu DULU.....!!!!! “ apakah merdeka hanya DULU..klo skrang apa nama nya????? Mungkin sekarang hanya “MERDEKA LEGALITAS” hehehe...

Mungkin kita sudah terlepas dari pejajah perang, namun sadar atau tidak kita sedang dijajah oleh penjajah moral.. penjajah moral tidak bisa ditembak dan dibom oleh TNI, ia bisa dimusnahkan dengan Pasukan 2M (Mulai Dari Diri Sendiri dan Mulai Saat Ini).

Jangan pernah seremoni kemerdekaan mengkaburkan kita dari arti kemerdekaan yang hakiki. Kemerdekaan yang lepas dari korupsi, kemiskinan, dan keadilan.


PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta



YAKIN USAHA SAMPAI...

penulis :@nd_

Selasa, 05 Juli 2011 0 komentar

Pelantikan HMI FT USU PERIODE 2010-2011

PELANTIKAN HMI KOMISARIAT FT USU
Berpuatarnya roda organisasi merupakan tolak ukur kehidupan organisai, atau yang sering disebut REGENERASI. HMI komisariat FT USU selalu melakukan regenerasi untuk mewujudkan cita-cita HMI dan menjaga eksistensinya. REGENERASI diawali dengan pergantiannya sebuah kepemimpinan, hal ini ditunjukkan dengan adanya sebuah pelantikan untuk melegalkannya Pengurus HMI FT USU periode 2010-2011

Pengurus Cabang Medan (Sebelah Kiri dan ditengah ), Ketua Umum baru HMI FT USU periode 2010-2011(sebelah Kanan)